1 Murka Allah adalah hal-hal yang tidak disukai oleh Allah. Sedangkan nikmat Allah adalah hal-hal yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman berupa kebaikan Allah. Untuk kita hidup di dunia yang sementara ini menuju kehidupan akhirat yang kekal. 2. Kata siapa manusia tidak dapat menyelamatkan diri dari murka Allah. Coba baca ayat ini:
Semogakita termasuk golongan orang-orang yang beruntung di akhirat kelak, dengan mendapat kenikmatan yang luar biasa, yaitu melihat Allah di surgaNya. Dan dijauhkan dari golongan orang-orang yang dimurkai olehNya. Wallahu A'lam bisshowab.
DanAllah mencintai orang yang berhati tabah. Tiada lain yang mereka katakan hanyalah; "Tuhan, ampunilah segala dosa kami dan tindakan kami yang berlebihan dalam kewajiban kami, teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami melawan orang kafir." Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Karena Allah
YANGDIMURKAI ALLAH Setiap muslim pasti menghendaki agar diridhai, disenangi atau dicintai Allah Swt. Karena itu, sebagai muslim kita dituntut untuk melakukan
Haiorang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102) Tidak bosan-bosannya para khatib dan penceramah mengajak kaum muslimin agar bertakwa kepada Allah, yaitu dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
cara masak sayur lompong agar tidak gatal. loading...Orang yang melakukan tiga dosa paling besar akan mendapatkan hukuman berat dari Allah Taala. Semoga kita dijauhkan dari tiga perkara tersebut. Foto ilustrasi/Ist Di antara dosa yang tidak disukai Allah Ta'ala ada tiga perbuatan yang tergolong ke dalam dosa paling besar. Ketiga dosa ini merupakan dosa paling dimurkai Allah Ta'ala. Semoga Allah menjauhkan kita dari ketiga perbuatan saja dosa tersebut? Allah dan Rasul-Nya mengabarkan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Baca Juga عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قُلْتُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ رواه البخاريDari Ibnu Mas'ud RA berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW , ' Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Maka Nabi SAW menjawab, "Engkau menjadikan tandingan syirik untuk Allah, padahal Dia lah yang menciptakanmu." Aku lalu berkata, 'Jika demikian berarti itu memang perkara besar!" Kemudian aku bertanya lagi, 'Lalu apa lagi? ' Nabi SAW menjawab "Engkau membunuh anakmu karena kamu khawatir takut ia akan makan bersamamu." Kemudian saya bertanya, "Lantas apa lagi?" Nabi SAW menjawab "Engkau berzina dengan istri tetanggamu." HR. Al-BukhariDirektur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta, Ustaz Rikza Maulan menjabarkan makna hadis tersebut, yaitu 1. dosa terberat dan terbesar yang pelakunya tidak akan pernah mendapatkan ampunan dari Allah Ta'ala. Dan di antara salah satu bentuk kemusyrikan adalah meyakini ada yang dapat memberikan keselamatan, rezeki, keberuntungan, kesembuhan, kebahagiaan, selain dari Allah Ta'ala. Maka orang yang menyekutukan Allah, kelak akan kekal di dalam kobaran siksa api Membunuh antara dosa paling berat adalah membunuh anak yang disebabkan karena khawatir jatuh miskin. Sebab, setiap manusia atau bahkan setiap makhluk bernyawa yang hidup di dunia ini, telah Allah tentukan dan Allah berikan rizkinya. Oleh karenanya, kita tidak perlu khawatir karenanya. Dan membunuh anak baik ketika masih berada dalam kandungan/janin atau ketika sudah lahir, adalah termasuk dosa besar yang menjadikan pelakunya akan mendapatkan kemurkaan Allah Ta' Berzina dengan Istri Tetangga. Dosa besar lainnya yang sangat dimurkai Allah adalah berzina dengan istri tetangganya sendiri. Berzina dengan orang lain yang bukan tetangga saja sudah demikian besar dosanya, dimana secara hukum pelakunya dapat dirajam sampai meninggal dunia jika sudah menikah, atau mendapatkan 100 kali cambukan jika belum menikah. Namunm ternyata berzina dgn istri tetangga jauh lebih keji, karena tentu menyebabkan kerusakan moral besar di masyarakat. Semoga Allah menghindarkan kita semua dari ketiga dosa besar ini, serta semoga kita semua masuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa. Baca Juga 17 Dosa Besar yang Harus Diketahui Umat IslamDalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala juga mengabarkan hukuman berat bagi yang melakukan ketiga dosa tersebut. Berikut firman-Nya yang artinya "Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina. Dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat.""Yakni akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina"."Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." Al-Furqan Ayat 68-70 Baca Juga rhs
Menyebut perkataan laknat bunyinya agak kasar. Namun perkataan laknat ada disebut di dalam al-Quran. Dari sudut bahasa, laknat bermaksud kemurkaan Allah dan jauh dari rahmat dan petunjukNya. Bahkan sesetengah ulama berkata, semua perbuatan yang dilaknat Allah termasuk dalam dosa besar. Siapakah 10 golongan yang dilaknat oleh Allah Taala dan Rasul? Pertamanya adalah iblis. Cerita tentang iblis yang enggan tunduk menyembah Nabi Adam as ada diceritakan dalam surah Al Baqarah ayat 34. Kerana kesombongannya, Iblis yang dahulunya penghuni syurga dicampak keluar dari syurga. Walau pun begitu kesombongan iblis tidak terpadam sama sekali hingga dilaknat oleh Allah. 1 Iblis Firman Allah- قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ * قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ Berkata Iblis “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. Allah berfirman “Keluarlah kamu dari syurga kerana sesungguhnya kamu adalah terlaknat. Dan sesungguhnya laknat itu tetap menimpamu sampai hari kiamat” Al-Hijr 33-35 2 Orang zalim yang berdusta atas nama Allah Firman Allah- وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الأشْهَادُ هَؤُلاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah bahawa laknat Allah akan ditimpakan atas orang-orang yang zalim” Huud 18. 3 Orang Yang Menyakiti Allah dan Rasul-Nya Firman Allah- إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan” Al-Ahzaab 57 4 Orang yang Menyembunyikan Ilmu Firman Allah- إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاعِنُونَ * إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknat olih Allah dan dilaknat pula oleh semua makhluk yang dapat melaknat kecuali mereka yang telah bertaubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan kebenaran. Maka terhadap mereka itu, Aku menerima taubatnya, dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” Al-Baqarah 159-160. 5 Orang yang Menuduh Wanita Baik-Baik Telah Berzina Tanpa Bukti Firman Allah- إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik lagi beriman dengan berbuat zina, mereka akan kena laknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar” An-Nur 23 6 Orang yang Membunuh Seorang Islam dengan Sengaja Firman Allah- وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah neraka Jahanam. Kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan melaknatinya, serta menyediakan azab yang besar baginya” An-Nisaa’ 93 7 Pemakan Rasuah عن عبد الله بن عمرو قال لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الراشي والمرتشي Dari Abdullah bin Amr ia berkata “Rasulullah saw telah melaknat orang yang memberi dan menerima rasuah.” Hadith Tirmizi 8 Isteri yang Menolak Ajakan Suaminya عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا دَعَا اَلرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ , لَعَنَتْهَا اَلْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ Dari Abu Hurairah dari Nabi saw baginda bersabda “Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, namun isteri itu menolak untuk datang maka para malaikat melaknatnya hingga waktu subuh”.Hadith Bukhari 9 Wanita yang Mendedahkan Aurat عن عبد الله بن عمر يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول سيكون آخر أمتي نساء كاسيات عاريات على رؤوسهن كأسنمة البخت إلعنوهن فإنهن ملعونات Dari Abdullah bin Umar ia berkata Aku mendengar Rasulullah saw bersabda “Pada akhir umatku kelak akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun hakikatnya telanjang. Di atas kepala mereka terdapat bonjol seperti belakang unta. Laknatlah mereka semua kerana sesungguhnya mereka adalah terlaknat” Hadith Tabarani 10 Laki-Laki yang Menyerupai Wanita dan Wanita yang Menyerupai Laki-Laki عن ابن عباس رضي الله عنهما قال لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المشتبهين من الرجال بالنساء والمشتبهات من النساء بالرجال. Dari Ibnu Abbaas ia berkata “Rasulullah saw melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” Hadith Bukhari
loading...Orang yang dimurkai Allah sudah pasti bakal sengsara hidupnya. Baik di dunia maupun kelak di akhirat. Dan, di kalangan umat Islam ada sekelompok orang yang dimurkai Allah. Foto ilustrasi/ist Orang yang dimurkai Allah sudah pasti bakal sengsara hidupnya. Baik di dunia maupun kelak di akhirat. Dan, di kalangan umat Islam ada sekelompok orang yang dimurkai Allah. Golongan ini adalah orang yang enggan berdoa . Orang yang perilakunya menyepelekan doa atau orang yang tidak mau berdoa diancam mendapat tempat di neraka jahannam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَا دَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَا خِرِيْنَ"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."" QS. Ghafir 60 Baca Juga Allah subhanahu wa Ta'ala sangat murka kepada orang yang enggan berdoa dan tidak mau memohon kepada-Nya. Hal ini disebabkan ada dua kemungkinan. Pertama, hamba tersebut putus asa, dan yang kedua hamba sombong menyombangkan diri, dan kedua-duanya adalah perbuatan yang dimurkai Allah Ta’ Shallalahu 'Alaihi wa Sallam bersabda قال صلى الله عليه وسلمإِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلٍ اللَّه يَغْضَبْ عَلَيْهِ-الترمذي”ٍSesungguhnya mengenai sebuah urusan, barang siapa tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka atasnya." HR. at-TirmidziSebab itulah Al Halimi ulama dari kalangan asy-Syafi'i , meninggal tahun 403 Hijriyah, bernama lengkap Imam Abi Abdullah al-Husain bin al-Hasan al-Halimi asy-Syafii berpendapat bahwa hendaklah setiap hamba dalam sehari semalam jangan sampai tidak berdoa sama sekali, maka ia akan memperoleh murka dari Allah Ta’ala. Minimal jika seorang hamba meninggalkan amalan doa dalam sehari semalam, maka hal itu termasuk perkara itu, terdapat banyak ayat dalam al-Qur'an yang memerintahkan kita untuk berdoa kepada Allah. Di antaranya, Allah Ta'ala berfirman ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." QS. al-A’raf 55Allah Ta'ala memvonis orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang menurut Zadul Masir, Ibnul Jauzi, orang yang tidak mau berdoa kepada Allah akan diancam dengan neraka. Ulama bersepakat hukum berdoa adalah wajib. Dalam hidup manusia, dia wajib berdoa kepada Allah. jika tidak pernah berdoa sepanjang hidupnya maka dia berdosa. Sementara mengenai bentuk doa dan jenis doa, ini hukumnya anjuran dan tidak wajib. Semakin banyak berdoa semakin baik. Dalam Syajaratul Ma'aif karya Syaikh al-'Izz bin Abdus Salam, termasuk salah satu dari akhlak terhadap nama Allah al-Mujib adalah berakhlak dengan ijabah. Yakni mengetahui bahwa Allah akan menjawab dan mengabulkan semua doa karena Allah Maha Tahu akan kebutuhan hamba-Nya dan hanya bersandarnya hamba pada-Nya. Dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua doa, Maha Tahu atas semua musibah yang menimpa hamba-Nya, Maha Tahu semua bahagia dan derita. Cara berakhlak dengan ijabah-Nya adalah dengan merespons semua seruan Allah agar bisa bertaqarrub senantiasa mendekat pada-Nya dengan penuh kebaikan, ketaatan dan sepenuh ibadah pada-Nya. Baca Juga Wallahu A'lam wid
Parmi les grands péchés en Islam, l’orgueil y tient une place de choix, le Prophète sallAllahou alayhi wa salam a dit N’entrera pas au Paradis quiconque a un atome d’orgueil dans son cœur ». L’orgueil le kibr qu’est ce que c’est ? L’orgueil le kibr en arabe est une opinion très exagérée qu’on a sur soi-même, c’est une sur-estimation non justifiée de sa valeur personnelle, à la différence de la confiance en soi et du sentiment de fierté qui ne procurent pas le besoin de rabaisser les autres personnes, L’orgueil se manifeste par le complexe de supériorité et le besoin d’être reconnu par autrui pour exister. C’est quoi un homme orgueilleux ? Un homme orgueilleux est une personne qui a une fierté légitime d’elle-même, un amour-propre excessif et qui aime se vanter et remettre la faute sur le dos des autres sans se remettre en question. Comment savoir si l’on est orgueilleux ? L’homme orgueilleux est fier de lui-même et méprisant pour les autres, il aime montrer sa richesse en adoptant une attitude hautaine et refuse généralement d’admettre ses erreurs. Mais ce qui caractérise l’orgueilleux, c’est le dédain qu’il éprouve pour les faibles ou les pauvres parmi les musulmans. Dans le Coran, de nombreuses sourates parlent d’orgueil. Allah Soubhana wa ta’ala dit Moussa lui dit “Je cherche auprès de mon Seigneur et le Vôtre, protection contre tout orgueilleux qui ne croit pas au jour du compte” » Sourate 40, Verset 27. Et votre Seigneur dit “Appelez-Moi, Je vous répondrai. Ceux qui, par orgueil, se refusent à M’adorer entreront bientôt dans l’Enfer, humiliés” ». Sourate Al-Ghafir 60. C’est le Kibr propre à Iblis et au Pharaon et de tous ceux qui par orgueil nient la foi et qu’Allah décrit en disant Est-ce qu’à chaque fois, qu’un Messager vous apportait des vérités contraires à vos souhaits vous vous enfliez d’orgueil ? Vous traitiez les uns d’imposteurs et vous tuiez les autres ». sourate Al-Baqara 87. Car celui dont le cœur possède ne serait-ce que la moitié d’un grain de moutarde d’orgueil ne peut prétendre au Paradis comme en atteste ce hadith authentique rapporté par Muslim, Abû Dawud et At-Tirmidhi sur l’autorité d’Ibn Mas’ud. Quiconque possède la moitié d’un grain de moutarde d’orgueil kibr dans le cœur n’entrera pas au Paradis. Et quiconque possède la moitié d’un grain de moutarde de foi n’entrera pas au Feu éternel ». L’orgueil en islam quelles conséquences ? Etre orgueilleux implique que l’on s’oppose ouvertement à la foi et que le cœur n’agira pas selon ce qu’Allah a prescrit, ni ne s’abstiendra de ce qu’Il a interdit. Nous pouvons à tout moment perdre ce que nous possédons si Allah le désire et nous retrouver totalement impuissants. L’humilité ne concerne pas seulement nos relations avec nos frères musulmans, elle est conseillée à tout moment et avec tout le monde. D’après Iyyadh Ibn Himar rra, le Messager d’Allah saws a dit Allah m’a révélé de vous ordonner l’humilité, afin que nul ne méprise un autre, et que nul n’opprime un autre. » Rapporté par Muslim L’arrogance envers un non musulman peut lui donner une image négative de l’Islam tout comme se vanter de sa foi est une forme d’orgueil proscrit par Allah soubhana wa ta’ala. Ne vantez pas vous-mêmes votre pureté ; c’est Lui qui connaît mieux ceux qui Le craignent » Sourate 53, verset 32. Personne n’est à l’abri d’un mauvais comportement, de péchés plus ou moins graves, mais il incombe à chacun de nous de rester vigilant. Pour améliorer et lutter contre ce nafs » qui peut nous conduire au pire comme au meilleur. N’ayons pas peur de nous remettre en question, et de nous repentir de nos fautes, car la générosité de la miséricorde et du pardon d’Allah le Très-Haut est illimitée. Dis Ô Mes serviteurs, qui avez commis des excès à votre propre détriment, ne désespérez pas de la miséricorde d’Allah. Car Allah pardonne tous les péchés. Oui, c’est Lui le Pardonneur, le Très Miséricordieux ». » Sourate Az-Zoumar, verset 53. Vanter ses mérites se retrouve sous 4 formes Le fait de vanter ses mérites se retrouve sous quatre formes 1. La première lorsque la personne veut énumérer les bienfaits qu’Allah soubhannou wa ta’ala lui a octroyé tels que la piété et la foi. 2. La deuxième lorsque la personne veut encourager ses frères à faire comme elle. Ces deux cas sont recommandés car l’intention est bonne. 3. La troisième lorsque la personne vante ses mérites, s’enorgueillit et rappelle avec insistance son degré de croyance et de piété. 4. La quatrième lorsque la personne veut simplement informer les gens sur son degré de foi. Il est essentiel que le musulman fasse l’effort sur le corps aussi bien que sur le cœur. L’orgueil est un danger pour l’Islam car il conduit à la méfiance et oblige à rejeter la vérité par arrogance. Ainsi, le vaniteux se croit au-dessus des autres et tente d’écraser les plus faibles à cause de ce sentiment de supériorité. L’orgueil et l’amour des belles choses Beaucoup se questionnent sur leurs agissements et se demandent s’ils ne tombent pas dans l’orgueil en aimant les belles choses, les beaux vêtements, par exemple. Le sujet fut abordé par les nobles Compagnons et ils reçurent une réponse très claire de notre Messager, que la Paix et le Salut soient sur lui, en ces termes ô Messager d’Allah! Un homme aime avoir de beaux vêtements et chaussures. Est-ce inclus dans le kibr ? » Il a répondu Non. Allah est Beau et Il aime la Beauté. Al-Kibr c’est le rejet de vérité Batrul-Haqq et le mépris des gens waa ghamtun-nas. » Prendre soin de soi-même ne fait pas partie de l’orgueil. La Sunna de notre bien-aimé nous enjoint de prêter attention à notre apparence et à la beauté des choses en général, mais il y a un risque à ne pas nier pour l’éviter. C’est un premier pas vers l’orgueil la ghafla, c’est-à-dire la distraction qui nous attend à force de contempler son nombril. Dans les sociétés actuelles, la recherche de la beauté et le culte de l’apparence conduisent encore des générations entières à l’individualisme. Peu à peu, l’estime légitime de soi est mal comprise et se traduit par l’amour de soi, qui est poussé chaque jour un peu plus loin jusqu’à l’extrême l’orgueil. L’humilité comme remède A travers le Coran, la guérison des cœurs, Allah nous rappelle Sa Grandeur et nous révèle comment porter un regard plus important sur le contenu de nos poitrines. Les histoires de nos prophètes avec leurs fils, avec leur peuple ou leur ennemi sont des exemples d’humilité que nous devons méditer. La prière, cinq fois par jour, est un témoignage d’humilité sincère envers notre Créateur. Les invocations sont des moments intimes de recueillement pour puiser dans notre foi et nous initier à une grande humilité envers Dieu et le monde. L’humilité n’est pas faiblesse. C’est la force de se contenir. Le poids du dos de ceux qui s’humilient en équilibrant l’amour et la peur de leur Seigneur ne se plie pas par faiblesse. Il sent le poids du regard de son Créateur qui le saisit à chaque instant. Et il devient plus humble avec ses pairs qu’il respecte, dont il accepte les conseils et pardonne les erreurs. Là où le malheureux se gonflera de croire en sa noblesse d’âme, d’esprit ou de lignée, le vertueux, que nous espérons tous devenir, se remettra en question pour vivre en harmonie avec ceux qui, comme lui, composent la terre. Il ne perd pas patience, en touchant son ego. Il est serein. Celui qui veut réussir sur terre et au-delà ne se récompense pas en écrasant ceux qu’il croit faibles. Il voit mieux que lui-même en chacun et marche comme un disciple et non comme un maître, comme nous le montre cette parole du prophète Mahomet, que la paix et le salut soient sur lui Le bonheur sera accordé à celui qui se montre humble sans manque de respect, dépense de son bien acquis licitement, … et fais miséricorde aux humbles et aux mesquins. … » Rapporté dans Boukhari Et s’il vient à se tromper, il ne reste pas figé sur sa position. Il accepte de revenir repentant vers Allah et corrige ses manquements comme Le Très Haut nous le montre en Ses versets Repousse le mal par ce qui est meilleur et voilà que celui avec qui tu avais une animosité devient tel un ami chaleureux. » Sourate 41 Fussilat, Verset 35 L’ostentation et l’orgueil Intimement liée à l’orgueil, à la suffisance et à la vanité, l’ostentation en Islam est l’un des péchés les plus combattus dans l’Islam. De nombreux textes du Coran et de la Sunna mettent en garde contre ce fléau, qui a pris des proportions inconsidérées ces dernières années. L’amour du prestige et de la célébrité dans les cœurs a remplacé les œuvres pieuses qui sont la responsabilité de chaque musulman. L’ostentation en Islam Ar Riyâ consiste à mettre en avant une qualité ou un avantage, une attitude qui semble malheureusement avoir été adoptée par beaucoup d’entre nous. A l’heure de la surconsommation et des modes qui nous poussent à prendre nos désirs pour des besoins, nous sommes de plus en plus enclins à vouloir paraître plutôt qu’être ! Insidieux, ce péché a la particularité de ne pas prévenir lorsqu’il s’empare de la raison d’une personne au point de lui faire oublier l’essentiel pour le futile et le superficiel. Qui ne s’est jamais vanté de l’achat d’un nouveau véhicule ou du dernier portable à la mode dans le but évident de donner envie ? De parler de choses matérielles devant ceux qui sont démunis ou de se montrer hautain, arrogant méprisant envers des gens jugés moins intelligents ? Si tout cela nous semble évidemment condamnable, il existe une forme d’ostentation en Islam plus sournoise celle qui est de faire preuve d’ostentation dans ses adorations. L’adoration sincère est dédiée uniquement à Allah soubhanou wa ta’ala, elle sera correctement effectuée et contribuera à se rapprocher d’Allah, à purifier son âme de toutes les vilenies de la vie ici-bas. Malheureusement, certains musulmans pratiquent une adoration partagée entre un sentiment sincère d’une part et qui d’autre part est destinée aux regards des autres. Prier quand les autres regardent et négliger ses prières lorsque l’on est seul, être généreux en public mais avare quand personne n’est là pour immortaliser ce moment, réciter le Coran en public mais le délaisser les autres jours, apprendre les préceptes de l’Islam mais ne pas les appliquer… Autant d’attitudes dont ne tire aucun avantage le croyant qui ne fait que satisfaire son ego. Il perd alors la récompense liée à l’acte d’adoration et se met en tort vis-à-vis d’Allah. Le Coran fait mention des hypocrites qui prétendent croire en Allah mais dont les paroles sont sans réel fondement. Le Très-Haut dit … comme celui qui dépense son bien par ostentation devant les gens sans croire en Allâh et au Jour dernier. Il ressemble à un rocher recouvert de terre qu’ une averse l’atteigne, elle le laisse dénué. De pareils hommes ne tirent aucun profit de leurs œuvres. Et Allâh ne guide pas les mécréants ». [Sourate 2, Al-Baqarah, La Vache, verset 264]. Au sujet des hypocrites, Allah dit Les hypocrites cherchent à tromper Allâh, mais Allâh retourne leur tromperie contre eux-mêmes. Et lorsqu’ils se lèvent pour la Prière, ils se lèvent avec paresse et par ostentation envers les gens. À peine invoquent-ils Allâh ». [Sourate 4, An-Nisâ’, Les femmes, verset 142]. Celui qui agit pour plaire aux gens en faisant mine d’adorer Allah soubhanou wa ta’ala verra ses actions dévoilées devant toutes les créatures le jour de la Résurrection, car les actes ne valent que par l’intention.
Surat Al-Fatihah Selain menjadi bacaan wajib dalam setiap sholat, surat Al-Fatihah juga ampuh dibacakan ketika ada orang yang mengalami kesurupan. Bahkan surat Al-Fatihah disebut juga dengan Asy-Syifa atau penyembuh. بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ Artinya " Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat." QS. Al Fatihah 1-7 Surat Al-Falaq قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 1 مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 2 وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ 3 وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ 4 وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ 5 Artinya " Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." Surat An-Nas قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 1 مَلِكِ النَّاسِ 2 إِلَهِ النَّاسِ 3 مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 4 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 5 مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 6 Artinya " Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia." QS. An-Nas 1 - 6 Doa Malaikat Jibril Doa yang terakhir untuk orang yang kesurupan adalah doa malaikat Jibril. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi saw dan bertanya " Hai Muhammad, apakah engkau sakit?" Lalu, Nabi saw menjawab " Ya." Kemudian malaikat Jibril berdoa باسم اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ يُؤْذِيكَ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ وَعَيْنٍ، اللَّهُ يَشْفِيكَ Artinya " Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari semua penyakit yang mengganggumu dan dari kejahatan setiap orang yang dengki dan kejahatan pandangan mata; semoga Allah menyembuhkanmu."
orang orang yang dimurkai allah